Wednesday, July 13, 2011

Cukup Selalu Saja Kurang, Lebih Tidak Pernah Bersyukur


Disuatu negri, tinggallah beberapa kurcaci. Mereka hidup dengan sangat bahagia, setidaknya seperti itulah keliatannya. Mereka mempunyai tempat tinggal yang nyaman, setiap hari mereka makan makanan yang enak. Dan mereka hidup dengan sehat

Suatu hari, kurcaci coklat berulang tahun, coklat mendapat ucapan selamat dari teman-temannya. Sore hari, coklat memasak beberapa makanan kecil untuk dibagikan ke teman-temannya Coklat pergi membawa makanan itu ke aula dengan hati gembira.

Dijalan menuju aula, coklat bertemu kuning dan merah
Kuning : hai coklat, kamu ulangtaun kan? Apa ada makanan untuk kami? Kalau tidak ada, kami mau membeli beberapa kue
Coklat : hmm, aku hanya punya sedikit makanan untuk kalian. Tapi cukup mengenyangkan
Merah : oya? Kira-kira 1 orang dapat berapa kue?
Coklat : *sedikit bingung* hmmm mungkin 3 kue.
Merah : ah tidak cukup itu. Kalau gitu, Kuning kamu harus tetap beli kue untuk kita. Karena kue dari Coklat tidak cukup

Maka pergilah Kuning dan Merah ke pasar untuk membeli kue meninggalkan coklat tanpa melihat kue yang dibawanya.

Setibanya di aula, Coklat meletakkan kue-kue buatannya di meja. Teman-temannya belum datang. Tak lama, Kuning dan Merah datang membawa banyak sekali makanan, seperti untuk menjamu 3 kali lipat kurcaci yang ada di negri itu.

Tak lama kurcaci berdatangan. Mereka mulai menyantap makanan-makanan itu, tanpa henti. seolah diburu-buru, kalau tidak cepat dimakan nanti bisa dihabiskan yang lain.
Sampai muka mereka memerah karena kekenyangan, makanan pun masih banyak dan sepertinya tidak akan habis dalam semalam.

Coklat tidak menyentuh satupun makanan yang ada disana. Dia kaget, kenapa kurcaci disini begitu lahapnya makan seperti belum pernah makan sebelumnya. Bukankah di negri itu makanan selalu berlimpah? Bukankah mereka hidup berkecukupan?

Setelah mereka kekenyangan, sambil mengucapkan terimakasih ke Coklat mereka kembali ke rumah masing-masing.

Coklat jadi ingat sebelum dia pindah dari di negrinya yang dulu. Banyak kurcaci tinggal disana, 4 kali lipat dibanding negri yang sekarang Coklat tinggali. Hidup mereka sederhana, tapi sangat gembira.

Pernah coklat membawakan makanan untuk mereka. Karena jumlahnya banyak, 1 orang hanya mendapatkan 1 kue. Tapi mereka sangat senang mendapatkan kue dari yang berulang tahun. Setelah berusaha mendapatkan kue dengan berebutan, sambil memakan makanan dari coklat, mereka mengucapkan terimakasih dengan nada gembira. Coklat membalasnya dengan senyum gembira. Coklat sayang sekali dengan teman-temannya.

Dari kejadian itu, coklat mempelajari sesuatu. Ada beberapa hal yang tidak dapat dibeli dengan uang dan kekayaan. Mungkin coklat sekarang tinggal ditempat yang nyaman, hidup lebih dari cukup. Tapi kegembiraan dan kebersamaan yang dulu coklat rasakan di negrinya yang dulu tidak didapat di negri sekarang.

Dan bukankah kita semua selalu diajarkan untuk tidak berlebihan? Tapi kenapa yang cukup selalu dibilang kurang dan yang mendapatkan lebih tidak mengucapkan syukur?

No comments:

How to : Mengaktifkan Visa Waiver Jepang

Happy New Year 2020! Jadi cerita aku hari ini adalah flashback pengalaman mengaktifkan visa waiver Jepang dengan e-paspor. Aku submit vis...