Tuesday, February 8, 2011

Journey to Dieng part 4 : Monday, October 25th, 2010

Selamat pagi! Mari kita turun ke Wonosobo, kemudian belanja sebentar di Jogja, lalu malamnya balik ke Jakarta.

Dari Dieng kami naik bis 2 kali menuju Wonosobo. Bis nya penuh dengan nenek-nenek dan kakek-kakek yang mau nyawah. :p jadi kita berdiri deh…
Udah gitu, gw kan bilang ke keneknya “bang, nanti turun di terminal Wonosobo ya” eh keneknya malah ngajak ngobrol “neng mau kemana emangnya?” gw bilang “ke Jogja” trus dia malah titip salam buat temennya yang namanya gw lupa -_-! Iya aja deh bang.
Sampai di Wonosobo, kami naik travel menuju Jogja. perjalanan Wonosobo – Jogja kira-kira 4 jam, jalurnya : Wonosobo – Magelang – Sleman – Jogjakarta.

Kami sampai di Jogja, ditempat kos adiknya Cencen. Cencen ini asal purwokerto. Orangnya putih, kurus, tinggi, makanya dipanggil cencorang sama Dinar. Kami nitip tas :p supaya bisa jalan-jalan ke Malioboro. Diiiringi dengan tatapan -apaan nih naro tas dikamar gw- dari adeknya Cencen, kami pergi ke Malioboro naik taksi.

Ongkos taksi dari kos ke Malioboro : Rp 20000 : 4 = Rp 5000 / orang

Jogja sangaaatt panas. Kami seperti menggila! -_-! Percuma ngirit di Dieng ternyata di Malioboro kami shopping tiada henti.






Jam 8 malam kereta kami berangkat. Dengan membawa tas ransel super berat karena sudah diisi barang belanjaan, kami pulang menuju Jakarta. See you again Dieng dan Jogja. kami punya gelang samaan loh,, :p

Monday, February 7, 2011

Journey to Dieng part 3 : Sunday, October 24th, 2010

Chasing Sunrise and then Have Not Money

Selamat pagi! Kami bangun jam 4 pagi, untuk mengejar sunrise di gunung Sikunir.
Busana pagi itu terlihat gerah jika dipakai saat menyeberangi jalan (maaf ngga nyambung, efek makan siang dari Mega Kuningan ke Ambassador)

Dinar : kaos lengan panjang, jaket, celana kargo, kaos kaki, sandal gunung, topi kupluk, syal
Peti : kaos lengan panjang, celana jeans, kupluk, jaket  dia doang yang tahan dingin, ingat itu saudara-saudara. Karena dia warga Gunung Kidul sejati.
gw : kaos pendek, cardigan ¾, jaket, pashmina, jeans didobel celana training plus bawa sarung buat jaga2 klo kedinginan di atas ntar. Heboh kan? Pak Guide nyaranin bawa selimut di penginapan -_-! Berat pak,, buset

Dari penginapan menuju tracking Gunung Sikunir kira-kira ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam dengan mobil. Sampai bawah Gunung Sikunir kami tracking sedikit kira-kira 15 menit untuk sampai keatas Gunung.

Tada! Kami sampai diatas Gunung Sikunir, ketinggiannya sekitar 2450 dpl. Suhu diatas gunung kira-kira 5 derajat. Tapi ngga gitu berasa dingin karena sebelumnya kita uda tracking jadi berasanya seger gitu *halah

Foto-foto bentar,,, ngajak ngobrol orang bule (Dinar sih yang ngajak ngobrol, gw cengar cengir doang). Sementara Dinar kekeh nanya pake bahasa inggris, keluarga bule itu kekeh njawab pake bahasa Indonesia :D








Tibalah semburat orange,, yes matahari sebentar lagi terbit, semua sudah siap di posisi, kamera di tangan, pose sedikit bareng matahari yang mau nongol,,, dann,,, turunlah kabut argh! Kabut nutupin semua pemandangan sampai jauh. Sedihhhhh gabisa liat matahari terbit nya.

Setelah tidak puas menikmati pemandangan diatas gunung, foto-foto kedinginan, lirik sana sini berharap ada cowo ganteng (tapi ternyata ngga ada), kami kembali ke penginapan untuk mandi (pas chasing sunrise tadi belum mandi... ya iyalah masih subuh banget)

Ayo jangan buang waktu. Mandi dan sarapan sudah. Sekarang saatnya kita melihat-lihat objek wisata lain. Hehehe
Kami diajak oleh bapak guide menuju telaga warna. Karena baru hujan, jadi kami tidak tracking naik keatas bukit untuk melihat telaga warna dari atas. Kami langsung masuk ke kawasan wisata nya aja. Foto2 bentar. Lumayan banyak juga orang yang yang mengunjungi tempat ini.







Ada tempat buat semedi juga,,, konon katanya Mayangsari pernah bertapa dan mandi di sini. Hihihihi. Ketika kami melongok dari luar kedalam emang ada tempat mandi nya gitu. Yaudahlah biarin aja klo Mayangsari atau Mayangsiapapun yang mau mandi disitu yang jelas pasti dingin aja.

Dari telaga warna, mobil kami menuju Kawah Sikidang. Favorit gw banget nih buat foto-foto. Asli keren. Tanahnya didominasi warna putih karena banyak bebatuan belerang, dikelilingi pohon-pohon berwarna hijau dengan kayu warna coklat. Sementara langitnya biru. Foto pake kamera digital biasa aja hasilnya keren gimana pake SLR
Sikidang diambil dari kata Kijang.
Seperti sifat Kijang yang selalu melompat-lompat, kawah ini munculnya berpindah-pindah atau seperti melompat layaknya kijang.







Setelah puas mengambil foto di Kawah Sikidang, kami mampir sebentar ke Candi Bima. Lokasi Candi Bima ini agak “terkucilkan”. Tidak seperti kawasan Candi Arjuna yang luas, candi Bima lebih mirip taman. Dikelilingi bunga-bunga bermacam warnanya. Karena cakep jadinya kami poto-poto







Dari Candi Bima, menuju Museum Dieng Kaliasa. Pemandangan dari depan Museum ini bagus deh. Ada taman nya juga, segerrr banget. Beda sama di Jakarta (iyalah ya)
Foto-foto lagi





Dari Museum Dieng, naik lagi ke Dieng Plateu. Ini adalah teater yang memainkan film documenter mengenai Dieng. Ada kejadian bencana alam meletusnya kawah Nila yang tadi uda gw jelaskan diatas. Dan untuk perhatiannya, disini banyak bertengger abang-abang penjual makanan, seperti somay, batagor, kentang goring dengan berbagai macam bumbu. Jadi kami jajaaan tiada henti disini, sambil menikmati dinginnya udara Dieng.. enak banget !!!







Setelah cukup lama menikmati hujan diatas Dieng Plateu (sumpah dingin banget), kami kembali ke penginapan. Mandi, pake baju cakep, bedakan kemudian mari kita cari makan! Loh tapi begitu dicek,,, uang yang tersisa tinggal recehan! Sekitar 50.000. ada fotonya klo ga percaya




Ada tak ada uang yang penting hepi. Bermodalkan uang recehan secukupnya, kami pergi mencari makan malam kewarung nasi disebelah penginapan. Dengan menu makan yang sama selama 2 hari : nasi goreng / mi rebus dan teh/jahe hangat. Mantap,,, Alhamdulillah kenyang ^^
Kelar makan, kami kembali ke penginapan. dijalan mampir dulu beli cemilan. Malam itu kabut turun banyak sekali. Sampe dingin banget. Sempet poto sebentar walopun bibir uda beku, tetap berusaha pose





Balik ke penginapan, kami packing karena besok pagi udah harus turun ke Wonosobo menuju Jogja. Selesai packing mari kita bobo ^^

How to : Mengaktifkan Visa Waiver Jepang

Happy New Year 2020! Jadi cerita aku hari ini adalah flashback pengalaman mengaktifkan visa waiver Jepang dengan e-paspor. Aku submit vis...